Perilaku konsumen

Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.[1][2] Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi secara optimal, bersama-sama individu lainnya di pasar, akan membentuk suatu keseimbangan dalam skala makro; dengan asumsi bahwa semua hal lain tetap sama (ceteris paribus).
Kebalikan dari ekonomi mikro ialah ekonomi makro, yang membahas aktivitas ekonomi secara keseluruhan, terutama mengenai pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, berbagai kebijakan perekonomian yang berhubungan[3], serta dampak atas beragam tindakan pemerintah (misalnya perubahan tingkat pajak) terhadap hal-hal tersebut.
·         Contoh perilaku konsumen
Perilaku Konsumen Menjelang Lebaran

Hari Jum’at pagi menjelang siang, tepat pukul 11.00 WIB di salah satu pusat perbelanjaan di Cibubur. Hari ini aku berencana untuk membeli beberapa kebutukan menjelang hari raya Idul Fitri atau biasa disebut Lebaran. Waktu tiba disana, tempatnya penuh tapi tidak sampai sesak seperti nonton konser. Karena biasanya beberapa hari sebelum Lebaran banyak orang yang akan melakukan tradisi belanja sebelum hari raya. Belum lagi harga yang ditawarkan produsen, sudah menjadi rahasia umum kalau menjelang hari perayaan besar seperti Lebaran, pasti produsen akan menaikkan harga 2x lipat lebih mahal dari biasanya, tapi pada jam-jam tertentu sering ada diskon atau potongan harga 50% atau lebih jika kita membeli produk yang harganya agak mahal. Karena menjelang Lebaran biasanya para konsumen membeli pakaian lebih dari satu pasang, karena banyak tempat yang nanti akan dikunjungi dan Lebaran bukan hanya satu hari saja melainkan lebih. Untuk itu diperlukan beberapa pasang pakaian untuk ganti. Produsen juga melakukan kegiatan promosi untuk produk-produk yang baru mereka keluarkan agar masyarakat mengetahuinya dan berniat untuk membelinya.
Sebenarnya menyambut Lebaran enggak harus beli baju baru atau yang lainnya harus baru, tapi karena sudah menjadi kebiasaan setiap menjelang Lebaran beli baju dan yang lainnya baru. Mungkin karena faktor lingkungan, malu kalau tahun ini kita memakai baju yang sama dengan tahun kemarin, walaupun seharusnya dihari yang fitri ini yang baru adalah hati dan jiwa, tapi orang biasanya mengaitkannya dengan semua yang akan kita kenakan harus baru semuanya. Produsen juga lebih banyak memproduksi keperluan untuk Lebaran seperti mukena dan busana muslim,pasti banyak konsumen yang membelinya karena mereka butuh.
Setelah selesai membeli pakaian, aku mulai berbelanja kue-kue dan bahan makanan yang akan dihidangkan di hari Lebaran nanti. Kalau kita berkunjung ke rumah sanak saudara atau kerabat, pasti kita disuguhkan kue-kue khas Lebaran seperti nastar,rose, kastangel, putri salju, dan lainnya. Selain hari Lebaran kue-kue tersebut jarang dicari orang, makanya produsen memproduksi kue-kue tersebut dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya. Walaupun rasanya kurang enak dari buatan kita sendiri tapi tetap saja dicari dan dibeli orang, karena kebayakan dari mereka malas untuk repot-repot membuatnya sendiri di rumah. Begitu juga dengan bahan-bahan makanan seperti selongsong ketupat, daging, bumbu-bumbu, ayam dan lainnya. Sepertinya Lebaran tanpa ada ketupat, opor ayam, rendang daging dan lainnya kurang lengkap,karena itu semua sudah merupakan tradisi dan budaya yang berkembang di lingkungan sekitar kita.
Banyak sekali pilihan yang ditawarkan oleh para produsen pakaian, kue, bahan makanan, tapi kita sebagai konsumen harus bisa memilih yang baik diantara yang baik dan bisa mengambil keputusan untuk membeli dengan berbagai pertimbangan tentang model, kelayakan, harga dan kemasan. Agar nanti setelah membelinya kita tidak menyesal dan mengulang untuk membeli di waktu yang akan datang. Karena apabila konsumen setia dengan produk yang ditawarkan oleh produsen, maka permintaan dan penjualan akan produk tersebut akan meningkat. Bila salah satu konsumen merasa puas dengan produk yang dibelinya, dia akan menunjukkan loyalitasnya dengan mempromosikan produk tersebut ke orang lain dari mulut ke mulut.

0 komentar:

Posting Komentar